Selasa, 14 September 2010

Kawanan Sunyi

Kolong langit mendesak malam kembali.
Entah ini sudah malam yang keberapa aku disini. Di bawah kolong langit, dalam sepi dan dinginnya malam yang memelukku. Kandara menyelingkupiku dalam kokohnya.
Disini aku tak sendiri, berjejalan bersama yang lain, seperti sekawanan semut yang merubung mangsa. Namun kala kami berdiri sendiri, kami tak ubahnya kecoa yang bertahan hidup dari gencetan sepatu lars.

Ah... mereka berebut kembali.
Seperti kawanan hyna, mengintai, mengikuti, mencoba mencari kelemahan mangsanya, dan saat sang mangsa lengah, mereka segera meloncat, mengoyak, merobek, menjejalkan taring tajam mereka dalam jaring halus mangsa yang sudah tak berdaya. Selalu begitu. Seakan tidak pernah puas. Kekejaman itu sering menarikku dengan kasar dari alam mimpiku. Membuatku tidak bisa berfikir dalam beberapa menit, dan hal itu tidak baik dalam kehidupanku yang sekarang, karena setiap saat bahaya dapat membinasakanku.

Sudah saatnya aku untuk kembali. Kembali ke dalamku. Kawananku. Sunyiku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar